Sapu Glagah Pemalang
“ Sapu
Glagah “
Desa
Majalangu yang terletak di kawasan perbukitan yang sejuk,damai dan alami di
daerah Watukumpul ternyata mempunyai nilai historis yang sangat tinggi.Masih banyak
peninggalan sejarah dan budaya di sini.
Suara syahdu lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dibaca
anak-anak madrasah, setiap hari menggema di desa yang jauh dari pusat kota itu.
Di desa ini banyak madrasah tempat anak-anak yang masih
lucu-lucu menuntut ilmu. Menarik pula, pihak pengelola madrasah tidak
memungut biaya dari para santrinya yang belajar di situ, uang yang
diterima hanya yang diberikan secara sukarela.
Desa Majalangu merupakan desa yang terkenal sebagai salah
satu penghasil kerajinan Sapu Glagah. Sapu ini sangat khas, lantaran terbuat
dari bahan yang tidak biasa yakni dari tanaman Glagah. Jika melakukan searching
di google, maka akan ditemukan tulisan-tulisan lainnya tentang Sapu Glagah ini.
Para santri-pun turut serta membuat Sapu Glagah ini di luar jam
kegiatan di madrasah, tangan-tangan mungil mereka satu per satu merangkai Sapu
Glagah. Ya, berbeda dengan kebanyakan anak-anak di kota yang lebih asyik
memainkan stick game, maka santri-santri muda ini melakukan kegiatan
kreatif yang dapat pula menghasilkan reezeki halal.
Sapu Glagah Pertama Di Indonesia
Masyarakat setempat mengatakan, produksi Sapu Glagah di Desa
Majalangu adalah yang pertama di Indonesia. Dibuat sebagai industri rumahan di
rumah-rumah warga desa, tapi kualitas produk kerajinan ini dinilai sudah
berkualitas akspor, sehingga sudah punya nama/brand tersendiri dan masuk
Google. Maka penjualan Sapu Glagah tak hanya merambah ke daerah yang
cukup luas khususnya di Kabupaten Pemalang sendiri, namun ke daertah lain
di tanah air seperti Jakarta, Bandung bahkan sudah mulai dijual di luar negeri
seperti di Singapura, Malaysia, India, walau masih dalam skala kecil.
Dengan kekhasan dan keunggulan Sapu Glalah maka Pemerintah
Kabupaten Pemalang memberikan dukungan dan perhatian, agar industri
kerajinan sapu ini tetap eksis dan berkembang.
Harga
Murah, Kualitas Ekspor
Sapu Glagah terkenal akan kualitasnya dan awet. Juga sapu ini
sangat ramah lingkungan lantaran bahan pembuatnya dapat di daur ulang.
Pembuatan Sapu Glagah sendiri sudah dilakukan turun-temurun dari
nenek moyang Majalangu. Santri-santri di sana melanjutkan pekerjaan nenek
moyang mereka untuk membuat Sapu Glagah.
Fathurohim (65), salah satu pengrajin Sapu Glagah yang ditemui
wartawan MINA mengaku dirinya telah menjadi pengrajin Sapu Glagah sejak usia
remaja. “Kerajinan Sapu Glagah ini telah dilakukan sejak masa pendudukan Jepang
di Indonesia, sekitar tahun 1940-an,” katanya.
Komoditas yang satu ini memang menjadi andalan bagi warga untuk
mengais rupiah. Sebab sapu ini sangat mudah dijual ke pasaran. Menurut
Fathurohim, untuk harganya tak perlu khawatir mahal, karena terjangkau untuk
semua kalangan, cukup dengan uang 10 ribu Rupiah saja sudah dapat membawa
pulang Sapu Glagah.
“Sapu Glagah ini biasanya dijual dengan harga 10 ribu Rupiah
saja,” katanya.
Bagian tanaman Glagah yang dapat dimanfaatkan untuk membikin
sapu adalah di bagian bunga dan batangnya.Bunga Glagah yang telah kering dapat
dirangkai menjadi mahkota sapu. Pembuatan mahkota sapu dilakukan dengan jalan
menjahitnya menggunakan benang nilon ataupun senar.
Komentar
Posting Komentar